MENGENANG
MASA LALU
“Kenangan
bukan untuk dibuang, tetapi kenangan dijadikan pelajaran”
Cerita
ini bermula ketika aku masuk sebuah taman kanak-kanak. Aku masuk TK di salah
satu daerah kabupaten Bogor. Kenapa aku masuk TK disana? Karena aku mau mengikuti
jejak kakakku. Awal aku masuk aku tidak cukup mengingatnya bahkan gurupun tidak
ada satu pun yang ku ingat. Ketika itu aku sering sekali bermain di permainan
TK. Sampai suatu ketika aku sedang asyik mainan tiba-tiba ada temanku bernama
Meira menghampiri permainan itu.
Meira : kamu ngapain
mainan disini?ini mainanku
Aku : ini bukan mainan
kamu, ini punya sekolah
Meira : ini mainanku
pergi sana!! (sambal mendorongku)
Aku tidak terjatuh karena
badanku tertahan oleh tiang.
Aku : bukan! Ini bukan
mainanmu (membalas mendorongnya)
Karena
doronganku terlalu kencang meira pun terjatuh dan dia menangis lalu mengadu
kepada guruku. Setelah itu guruku agak sedikit marah tetapi aku tidak nangis
karena memang aku tidak bersalah. Oo iya aku waktu itu mengikuti kegiatan
drumband. Aku pegang bell , awalnya aku merasa kesulitan tetapi setelah belajar
akhirnya aku mulai terbiasa. Sampai suatu ketika, ada temenku yang megang drum
ternyata sakit. Kemudian mungkin Meira ingin membalaskan dendamnya kepadaku
karena aku sudah mendorongnya. Akhirnya
Meira : bu, tari aja yang
gantiin megang drum
Aku : tidak bu , saya
tidak bisa
Guru : kamu kan bisa
belajar nak , sudah kamu saja ya
Akhirnya
aku pun menerima tawaran itu. Dengan akal licik seorang anak kecil polos
didalam hati aku berkata “nanti kalau memang aku tidak bisa aku akan nangis”.
Akal licik seorang anak kecil yang menjadikan nangis adalah senjata utama.
Betul saja, ketika aku diajarkan sudah berkali-kali tetapi aku tidak bisa
akhirnya keluarlah jurus itu. Setelah aku menangis akhirnya aku dipindahkan
kembali ke bell.
Setelah
itu aku pulang sekolah dalam keadaan hujan. Oh iya jarak rumahku ke sekolah
lumayan jauh. Jadi biasanya mama menjemputku menggunakan motor. Ketika pulang
sekolah hujan turun akhirnya aku dan mamaku memutuskan untuk tetap disekolah
sampai hujan berhenti. Setelah hujan sedikiit reda akhirnya aku dan mama pulang
menggunakan motor. Namun dipertengahan jalan hujan kembali turun dan akhirnya
kita memutuskan untuk berhenti dan memakai jas hujan. Setalah berenti dan motor
di standarkan. Tiba-tiba motornya jatuh kan aku ikut terjatuh hingga tanganku
mengenai knalpot motor yang masih sangat panas. Tidak sakit awalnya bahkan aku
pun tidak menangis. Akhirnya mamaku buru-buru pulang , dan segera memberiku
minyak agar tanganku tidak melepuh. Namun sudah terlambat, telapak tanganku
sudah melepuh. dan disitulah aku mulai merasakan sakit yang sangat luar biasa.
1 tahun kemudian
Umurku
sekarang lima tahun seharusnya aku naik TK besar. Namun aku terlalu pintar
*hehe sombong dikit gapapa ya* aku langsung naik ke SD (sekolah dasar). Disini
tahap yang paling aku suka. Aku tidak menceritakan awal aku masuk aku hanya
ingat ketika aku sudah kelas lima SD. Pada saat itu ada pergantian guru, dan
mamaku yang memasukkan seorang guru kesana. Ternyata guru itu adalah anak
muridnya mamaku dulu dan sekarang menjadi guruku. Setelah adanya guru itu aku
menjadi seorang yang dihormati seperti seorang anak guru. Tau lah ya kalian
anak guru waktu SD tuh sangat di manja manjain. Nah itu yang aku suka ,karena
aku bisa bebas masuk keruang guru. Tidak perlu mengeluarkan uang untuk beli
minum. Sampai-sampai aku menjadi ketua kelas bangga banget dulu jadi ketua
kelas. Waktu kelas lima juga aku penah membacakan puisi tentang nabi pada saat
Maulid. Waktu pemilihannya
Pak guru: tari kamu saja
y abaca puisi kan mamamu pintar buat puisi
Aku : tidak pak , tidak
mau
Pak guru: bapak kasih
waktu 2 hari untuk memikirkannya ya setelah itu latihan
Sedikit
memaksa memang guru itu,tetapi akhirnya aku menerimanya. Dan aku mulai latihan
dan pentas. Sedikit gugup karena pertama kalinya pentas dihadapan orang banyak.
Semua berjalan dengan semestinya. Hanya ini yang bisa aku ingat selebihnya
hanya sepotong cerita.