Sabtu, 06 Juni 2020

CERPEN #1


MENGENANG MASA LALU
“Kenangan bukan untuk dibuang, tetapi kenangan dijadikan pelajaran”

Cerita ini bermula ketika aku masuk sebuah taman kanak-kanak. Aku masuk TK di salah satu daerah kabupaten Bogor. Kenapa aku masuk TK disana? Karena aku mau mengikuti jejak kakakku. Awal aku masuk aku tidak cukup mengingatnya bahkan gurupun tidak ada satu pun yang ku ingat. Ketika itu aku sering sekali bermain di permainan TK. Sampai suatu ketika aku sedang asyik mainan tiba-tiba ada temanku bernama Meira menghampiri permainan itu.
Meira : kamu ngapain mainan disini?ini mainanku
Aku    : ini bukan mainan kamu, ini punya sekolah
Meira : ini mainanku pergi sana!! (sambal mendorongku)
Aku tidak terjatuh karena badanku tertahan oleh tiang.
Aku    : bukan! Ini bukan mainanmu (membalas mendorongnya)
Karena doronganku terlalu kencang meira pun terjatuh dan dia menangis lalu mengadu kepada guruku. Setelah itu guruku agak sedikit marah tetapi aku tidak nangis karena memang aku tidak bersalah. Oo iya aku waktu itu mengikuti kegiatan drumband. Aku pegang bell , awalnya aku merasa kesulitan tetapi setelah belajar akhirnya aku mulai terbiasa. Sampai suatu ketika, ada temenku yang megang drum ternyata sakit. Kemudian mungkin Meira ingin membalaskan dendamnya kepadaku karena aku sudah mendorongnya. Akhirnya
Meira : bu, tari aja yang gantiin megang drum
Aku : tidak bu , saya tidak bisa
Guru : kamu kan bisa belajar nak , sudah kamu saja ya
Akhirnya aku pun menerima tawaran itu. Dengan akal licik seorang anak kecil polos didalam hati aku berkata “nanti kalau memang aku tidak bisa aku akan nangis”. Akal licik seorang anak kecil yang menjadikan nangis adalah senjata utama. Betul saja, ketika aku diajarkan sudah berkali-kali tetapi aku tidak bisa akhirnya keluarlah jurus itu. Setelah aku menangis akhirnya aku dipindahkan kembali ke bell.
Setelah itu aku pulang sekolah dalam keadaan hujan. Oh iya jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh. Jadi biasanya mama menjemputku menggunakan motor. Ketika pulang sekolah hujan turun akhirnya aku dan mamaku memutuskan untuk tetap disekolah sampai hujan berhenti. Setelah hujan sedikiit reda akhirnya aku dan mama pulang menggunakan motor. Namun dipertengahan jalan hujan kembali turun dan akhirnya kita memutuskan untuk berhenti dan memakai jas hujan. Setalah berenti dan motor di standarkan. Tiba-tiba motornya jatuh kan aku ikut terjatuh hingga tanganku mengenai knalpot motor yang masih sangat panas. Tidak sakit awalnya bahkan aku pun tidak menangis. Akhirnya mamaku buru-buru pulang , dan segera memberiku minyak agar tanganku tidak melepuh. Namun sudah terlambat, telapak tanganku sudah melepuh. dan disitulah aku mulai merasakan sakit yang sangat luar biasa.

1 tahun kemudian
Umurku sekarang lima tahun seharusnya aku naik TK besar. Namun aku terlalu pintar *hehe sombong dikit gapapa ya* aku langsung naik ke SD (sekolah dasar). Disini tahap yang paling aku suka. Aku tidak menceritakan awal aku masuk aku hanya ingat ketika aku sudah kelas lima SD. Pada saat itu ada pergantian guru, dan mamaku yang memasukkan seorang guru kesana. Ternyata guru itu adalah anak muridnya mamaku dulu dan sekarang menjadi guruku. Setelah adanya guru itu aku menjadi seorang yang dihormati seperti seorang anak guru. Tau lah ya kalian anak guru waktu SD tuh sangat di manja manjain. Nah itu yang aku suka ,karena aku bisa bebas masuk keruang guru. Tidak perlu mengeluarkan uang untuk beli minum. Sampai-sampai aku menjadi ketua kelas bangga banget dulu jadi ketua kelas. Waktu kelas lima juga aku penah membacakan puisi tentang nabi pada saat Maulid. Waktu pemilihannya
Pak guru: tari kamu saja y abaca puisi kan mamamu pintar buat puisi
Aku : tidak pak , tidak mau
Pak guru: bapak kasih waktu 2 hari untuk memikirkannya ya setelah itu latihan
Sedikit memaksa memang guru itu,tetapi akhirnya aku menerimanya. Dan aku mulai latihan dan pentas. Sedikit gugup karena pertama kalinya pentas dihadapan orang banyak. Semua berjalan dengan semestinya. Hanya ini yang bisa aku ingat selebihnya hanya sepotong cerita.