Jumat, 19 Juni 2020

CERPEN #3




MERANTAU
“jangan menyerah pada keadaan karena setelah hujan akan ada pelangi sama seperti kehidupan setalah susah akan ada kebahagiaan”

Cerita ini berawal ketika aku kelas 3 SMP. Sudah masuk pada saat menentukan sekolah selanjutnya. Cerita ini sebelum aku operasi usus buntu. Awal aku kelas 3 SMP aku sudah memikirkan aku akan melanjutkan sekolah dimana. Waktu itu aku memutuskan hanya karena 1 hal aku ingin mencoba jauh dari orang tuaku. Dulu aku merasa didekat mereka aku terlalu dikekang. Aku tidak boleh pulang lebih dari jam 6 , aku tidak boleh berboncengan dengan cowo, dan masih banyak hal lagi. Tanpa pikir Panjang aku memutuskan untuk sekolah ke YOGYAKARTA. Yupp.. satu kota yang terlintas di pikiranku saat itu karena aku melihat bude, saudara yang sekolah disana menyenangkan. Akhirnya aku mengikuti tesnya disana pada saat liburan semesteran. Cukup tegang waktu mengikuti tes. Ada 3 tahap tes yaitu tes mengerjakan soal, membaca Al Qur’an , dan wawancara. Sampai suatu ketika aku mendapatkan pengumuman bahwa aku diterima disana,senangnya bukan main. Secara teman-temanku yang lain belum mendapatkan sekolah bahkan masih pusing dan aku sudah bebas. Nah saat itu lah aku menjadi tidak serius mengerjakan try out maupun ujian selain itu juga karena masih efek operasi jadi masih suka pusing gitu. Mungkin kalian yang indigo bertanya “kenapa nggak nyuruh mereka untuk memberikan jawaban?”. Aku tidak pernah ada niat untuk memanfaatkan mereka bahkan aku ingin melihat mereka aja aku tidak mau , tapi sudah berjalan seperti ini.
Ketika aku selesai ujian dan disitulah mulai terjadi drama. Banyak yang bilang “kenapa harus pergi?kenapa keluar kota?kenapa ninggalin?” bahkan kintan sendiri sempat kecewa.
Kintan : mengapa kamu pergi tari?
Aku  : ini keinginanku kintan, lagi pula kamu masih bisa kan ikut denganku?(disini aku sama sekali tidak mengerti kalau sebenarnya mereka itu tidak bisa dipindahkan begitu saja)
Kintan : tidak tari, aku tidak bisa ikut denganmu . ini rumahku sekarang tari
Dan aku terdiam seolah aku tak ingin meningalkan kintan sendiri di rumahku walaupun sebenarnya banyak temannya disitu. Namun tekadku sudah bulat, aku tetap akan pergi ke Yogyakarta. Akhir-akhir aku ingin pergi
Aku : kintan aku harus pergi tolong kamu tetap disini dan jangan berulah
Kintan : kamu tenang saja tari, aku akan merindukanmu
Tiba-tiba mama memanggilku
Mama: ayo berangkat
Diperjalanan rasa  sedih pun menghampiriku seolah berkata aku harus kembali akan banyak orang yang merindukanku.
Mama: kalau sudah di jogja nanti kamu jaga diri baik-baik, jangan telat makan, kalau ada apa-apa bilang, disana juga kan ada mas senja (mas sepupu)
Aku : iya mah
Setalah sampai di kota YOGYAKARTA aku merasakan penuh kehangatan disana,dan aku yakin akan banyak cerita yang bisa ku ambil disana. Kota istimewa akan jadi tempat istimewa untukku. Tiba-tiba aku ingat dengan kintan. Aku rindu padanya.
*mulai masuk sekolah*
Aku tidak menceritakan masa MOS ku karena tidak ada istimewanya. Aku  masuk kelas MIPA 8 . aku tari seorang pemalu ketika banyak orang dan aku akan diam seribu bahasa jika tidak ditanya. Bahkan orang kenalan saja ,aku tidak membalas “kamu Namanya siapa?” . jadi rata-rata mereka mengenalku tetapi aku tidak mengenalnya. Awal masuk sekolah tidak cukup sulit bahkan aku senang. Semua cerita yang menyulitkan ada dipertengahan aku kelas 10. Ketika aku mulai kenal beberapa orang disana, dan aku tau kalau dikelasku kebanyakan orang luar jawa. Satu orang yang kukenal sikapnya hampir mirip denganku seorang cowo pendiam bernama ZAIN. Dia sama sepertiku pemalu, dan tidak mudah bergaul dengan orang lain. Dan dia adalah temanku yang dekat denganku.
Aku tidak ingat persis kejadiannya seperti apa , yang aku ingat aku merasa terbully saat itu. Jujur waktu itu aku jerawatan,item, dan aku tidak punya banyak uang tidak seperti yang lain. Sedangkan teman-temanku disana mewah, cantik . kebanyakan dari mereka kaya berkelompok jadi aku merasa sendiri saat itu. Awal aku berpikir kalau merantau itu mengasikkan saat itu juga aku merasa kalau aku salah. Kalau aku tidak kuat iman mungkin saat itu aku bisa berbuat nekat. Namun aku selalu ingat dengan orang tuaku yang sudah susah payah untuk menyekolahkanku disana. Sampai suatu malam aku akhirnya memutuskan untuk cerita sama mamaku
Mama: gimana kamu mau pindah aja?mumpung belum jauh jenjangnya
Kata-kata itu yang sangat aku pikirkan dan zain juga waktu itu bilang
Zain: jangan pindah, kalau kamu pindah terus aku sama siapa? Temanku siapa?
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap bertahan walaupun memang sulit tetapi zain selalu meyakinkanku dan menyemangatiku
Zain: soal pindah sekolah nanti lah..
Zain : mau ngorbanin aku buat kepentinganmu sendiri?kalau mau silahkan aku gak ngelarang
(Bahkan omongan ini chat ini masih ada nanti akan ku taruh di bawah)
Ada lagi kata-kata zain yang bikin aku bener-bener berusaha untuk tetap ada disana
Zain : ya tapi masih ada yang terus di sampingmu butuh ga butuh diam au nemenin bahkan orang yang buat dia janji aja gak di peduliin
Aku bertahan selain karena orang tua ku juga karena zain. Sweet ya.. dia sahabatku yang telah membuatku bertahan.
Merantau tidak sebahagia yang ku bayangkan. Mungkin ini semua terjadi karena niat awalku sudah salah. Niatku ingin bebas dari kekangan orang tua yang sebenarnya baik untuk kehidupanku. Dan sampai saat ini aku bertahan di kota Yogyakarta untuk membahagiakan kedua orang tuaku.


Minggu, 07 Juni 2020

CERPEN #2


1 tahun kemudian

Hari ini aku menghadapi masa sulit yaitu ketika aku masuk SMP(sekolah menengah pertama). Ketika itu aku ingin sekali sekolah di negeri namun ada tes tertulis dan nilai UN . nilai UN SD ku cukup memuaskan rata-rata Sembilan,namun aku ragu untuk menjalankan tes tertulis. Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti tes tertulis di SMP kakakku salah satu SMP swasta di kabupaten Bogor. Ketika pengumuman tes aku sangat gembira karena aku dapat memasuki SMP itu dan lagi dan lagi 1 sekolah dengan kakakku. sebenarnya banyak cerita di SMP ini tapi aku tidak ingin menceritakannya, aku hanya ingin bercerita ketika aku sudah masuk kelas 3 SMP. Ketika itu aku sedang sakit perut bukan sakit biasa. Sempat divonis kalau aku kena “kanker Rahim”,”kista” ntah apa yang dokter katakana kemamaku. Akhirnya aku di suruh tes lab dan scan gitu. Dan ketauan hasilnya kalau aku hanya sakit “usus buntu”. Sudah takut bukan main mamaku ,aku santai aja. Akhirnya aku disuruh untuk operasi. Aku ingat sekali ketika aku ingin operasi itu 2 minggu sebelum try out. Selanjutnya aku menjalankan semua prosedur di rumah sakit. Nah yang menjengkelkan adalah pada saat itu aku sudah puasa dari jam 12 malam karena jadwal operasinya harusnya jam 9. Setelah aku masuk kamar inap dikasih tau kalau masih ada pasien yang gawat yang harus operasi akhirnya aku nunggu sampe jam 3 sore. Jam 3 sore aku baru masuk keruang operasi. Buat kalian yang tidak tau ruang operasi itu sangat dingin dan disitu aku hanya memakai pakaian operasi yang ijo itu tipis, dan ketika operasi baju itu dibuka tau dong dinginnya kaya gimana.

*Masuk ruang operasi*

Dokter anastesi : loh belum di infus?
Aku: belum dok , tadi sudah di cari untuk infus tapi tidak nemu
Dokter anastesi: gini aja ko susah (sambil memasang infus ditangan kiriku)
Oo iya ngomong-ngomong perawat dan dokter yang ada di ruang operasinya ganteng-ganteng jadinya aku tidak merasakan apapun. Sempat ingin dibius total namun kata dokternya cukup setengah aja. Saat bius mulai bereaksi aku disuruh untuk tiduran dengan tangan melentang kesamping ditopang alat. Ketika mulai operasi para perawat pun mengajakku ngobrol
Perawat : umurnya berapa dek?
Aku : 13 tahun
Perawat 2 : wah masih muda, sekolah dimana?
Aku : di SMP ****
Perawat : baru pertama operasi ya?
Aku: iya
Perawat 2: takut nggak?
Aku : sedikit
Perawat : mau tidur atau ngobrol aja?
Aku: tidur aja deh
Setelah aku berbicara itu tak lama kemudian perawat menyuntikkan sesuatu di infusku dan lama-lama aku pun kehilangan kesadaran.

Beberapa jam kemudian

Aku mulai tersadar dan ternyata aku sudah dipindahkan di ruang observasi dengan ibu jariku masih di kasih alat. Aku tidak merasakan apa-apa pada saat itu bahkan disentuh pun tak terasa mungkin karena obat biusnya masih bereaksi. Tak lama setelah itu aku dipindahkan kekamar inapku tepat pukul 9 malam. Bayangkan dari jam 3 sore sampai 9 malam. Bukan operasinya yang lama tapi menunggu dan masa pemulihan di ruang observasinya yang lama. Oo iya aku juga mau cerita pada saat aku diruang observasi nih. Tidak banyak yang tau cerita ini bahkan orang tuaku pun tak tau, kalian boleh percaya atau nggak silahkan.

Cerita ini berawal ketika aku sadar dari operasi dan aku sudah berada di ruang observasi. Dirruang itu aku tidak sendiri ,ada anak seumuran aku pada saat itu sedang di observasi juga dia sempat memegang tanganku sambil berbicara “kamu akan bisa lihat temanku sekarang tolong jaga dia” . setelah itu aku disadarkan oleh seorang perawat
Perawat : lihat apa dek? Mamanya ya? Mau dipanggilin?
Ketika itu aku sadar kalau tidak ada siapa-siapa saat itu. Mungkin itu efek dari bius tapi kalau menurutku itu nyata ,kenapa? Nanti kalian juga ngerti.
Perawat : dek?
Aku : eh iya , maaf mau nanya apa dari tadi aku disini sendiri?
Perawat: iya dek sendiri , memangnya kenapa? Kamu melihat seorang anak perempuan memegang tanganmu?
Aku: iya betul
Perawat: tidak perlu takut, ikutin saja apa yang dia bilang
Aku : memang dia siapa?
Tiba-tiba perawat lain masuk
Perawat 2: dek, mamanya ku suruh masuk ya?
Aku : iya

Dan tidak ditemukan jawaban anak itu siapa. Aku tidak memikirkannya saat itu karena aku focus pada kesembuhanku. Oke kita lanjut ke kamar inap. Jam 9 malam aku dipindahkan ke kamar inap,aku tidak menggunakan kamar yang vip karena aku menggunakan asuransi jadinya 1 kamar ada 3 orang pasien. 1 orang sakit parah tidak tau apa dan 1 lagi habis kecelakaan. Saat itu aku hanya boleh minum saja. Bayangkan betapa kosongnya perutku dari jam 12 malam sampai jam 9 malam lagi tidak makan dan minum. Tetapi itu semua tidak terasa karena aku diinfus dan aku masih ada pengaruh obat bius jadinya aku hanya tidur.

*Tepat jam 12 malam*

Aku terbangun karena suara teriakan orang yang berada disebelahku yang kecelakaan itu. Dia patah kaki dan tangan dan sangat kesakitan. Belum sepenuhnya aku sadar dari pengaruh bius,akhirnya aku meneruskan untuk tidur kembali

*Keesokan harinya*

Aku sudah boleh makan dan minum tetapi masih ada larangan yaitu aku tidak boleh mengangkat kepala sampai 24 jam. Saat itu aku mulai kepikiran tentang seorang anak di ruang observasi. Namun aku tidak ingin untk bercerita dengan siapapun hanya aku dan perawat itu yang tau. Aku juga heran dari mana perawat itu bisa tau. Tak lama kemudian aku diperiksa oleh dokter dan diberi antibiotic, untuk kalian yang belum tau rasanya antibiotic masuk lewat infus itu panas dan sakit banget. Setelah aku di periksa akhirnya dokter pun pergi.

2 hari kemudian

Badanku mulai pulih dan tidak ada lagi pengaruh obat bius. Namun kejadian aneh mulai muncul disini. Aku mulai merasakan bahwa aku sedang diawasi dan selalu diawasi. Ketika itu aku sedang tidak ditunggu oleh kedua orang tuaku dan orang disebelahku mulai teriak kembali dan tidak ada orang yang menjaganya. Aku ingin sekali membantunya tapi di tempatku tidak ada bell untuk memanggil suster atau perawat. Karena teriakannya yang begitu keras akhirnya ada salah satu perawat menghampirinya dan aku mulai tenang. Ketika malam aku sering mendengar suara anak kecil tapi aku selalu berpikir positif bahwa suara itu dari pasien sebelah.
Semakin hari aku semakin pulih. Semakin membaiknya aku semakin aku bisa merasakan kehadiran sosok yang tidak ku inginkan. Saat aku sudah dirumah dia semakin menggangguku. Sampai suatu ketika badanku mulai panas, kepalaku pusing dan terasa mual disitulah muncul sosok anak kecil nyata dihadapanku. Kaget sekaget kagetnya, penuh darah dan sangat bau amis. Rasanya aku ingin teriak tapi pasti nanti aku ditanya. Anak kecil itu pun berusaha menenangkan aku. Kintan satu nama yang terlintas pada saat aku melihatnya (itu bukan nama asli ya)
Kintan: kamu tenang saja aku tidak menyakitimu , dia sudah memintaku untuk menjagamu
Aku : bukan, dia menyuruhku untuk menjagamu bukan kamu yang menjagaku (berbicara dalam hati)
Kintan : tidak tari, dia hanya ingin kamu menemaniku
Aku : ko bisa tau apa yang aku ucapkan ya?(dalam hati)
Kintan : aku ini setan tari jadi tau
Setelah itu mamaku berusaha memanggilku dan aku pun menjawabnya
Mama: kamu kenapa? Apanya yang sakit?
Aku : pusing mah, mual
Mama: yaudah kamu tidur aja
Akhirnya aku memutuskan untuk tidur
Seiring berjalannya waktu aku tidak tau kenapa kintan ini tidak muncul lagi. Sampai suatu ketika aku sedang sakit dan dia pun muncul
Aku : kenapa kamu muncul disaat aku sakit saja?
Kintan: aku tidak tau tari , tapi aku senang berteman denganmu
Aku : apakah karena dia menyampaikannya tidak tuntas?
Kintan: aku tidak tau tari
Begitu seterusnya kehidupan ketika aku sakit aku akan bisa melihat mereka yang tak terlihat entah apa maksudnya dan ntah bagaimana ini bisa terjadi. Semua ini berjalan sampai aku masuk SMA.

Sabtu, 06 Juni 2020

CERPEN #1


MENGENANG MASA LALU
“Kenangan bukan untuk dibuang, tetapi kenangan dijadikan pelajaran”

Cerita ini bermula ketika aku masuk sebuah taman kanak-kanak. Aku masuk TK di salah satu daerah kabupaten Bogor. Kenapa aku masuk TK disana? Karena aku mau mengikuti jejak kakakku. Awal aku masuk aku tidak cukup mengingatnya bahkan gurupun tidak ada satu pun yang ku ingat. Ketika itu aku sering sekali bermain di permainan TK. Sampai suatu ketika aku sedang asyik mainan tiba-tiba ada temanku bernama Meira menghampiri permainan itu.
Meira : kamu ngapain mainan disini?ini mainanku
Aku    : ini bukan mainan kamu, ini punya sekolah
Meira : ini mainanku pergi sana!! (sambal mendorongku)
Aku tidak terjatuh karena badanku tertahan oleh tiang.
Aku    : bukan! Ini bukan mainanmu (membalas mendorongnya)
Karena doronganku terlalu kencang meira pun terjatuh dan dia menangis lalu mengadu kepada guruku. Setelah itu guruku agak sedikit marah tetapi aku tidak nangis karena memang aku tidak bersalah. Oo iya aku waktu itu mengikuti kegiatan drumband. Aku pegang bell , awalnya aku merasa kesulitan tetapi setelah belajar akhirnya aku mulai terbiasa. Sampai suatu ketika, ada temenku yang megang drum ternyata sakit. Kemudian mungkin Meira ingin membalaskan dendamnya kepadaku karena aku sudah mendorongnya. Akhirnya
Meira : bu, tari aja yang gantiin megang drum
Aku : tidak bu , saya tidak bisa
Guru : kamu kan bisa belajar nak , sudah kamu saja ya
Akhirnya aku pun menerima tawaran itu. Dengan akal licik seorang anak kecil polos didalam hati aku berkata “nanti kalau memang aku tidak bisa aku akan nangis”. Akal licik seorang anak kecil yang menjadikan nangis adalah senjata utama. Betul saja, ketika aku diajarkan sudah berkali-kali tetapi aku tidak bisa akhirnya keluarlah jurus itu. Setelah aku menangis akhirnya aku dipindahkan kembali ke bell.
Setelah itu aku pulang sekolah dalam keadaan hujan. Oh iya jarak rumahku ke sekolah lumayan jauh. Jadi biasanya mama menjemputku menggunakan motor. Ketika pulang sekolah hujan turun akhirnya aku dan mamaku memutuskan untuk tetap disekolah sampai hujan berhenti. Setelah hujan sedikiit reda akhirnya aku dan mama pulang menggunakan motor. Namun dipertengahan jalan hujan kembali turun dan akhirnya kita memutuskan untuk berhenti dan memakai jas hujan. Setalah berenti dan motor di standarkan. Tiba-tiba motornya jatuh kan aku ikut terjatuh hingga tanganku mengenai knalpot motor yang masih sangat panas. Tidak sakit awalnya bahkan aku pun tidak menangis. Akhirnya mamaku buru-buru pulang , dan segera memberiku minyak agar tanganku tidak melepuh. Namun sudah terlambat, telapak tanganku sudah melepuh. dan disitulah aku mulai merasakan sakit yang sangat luar biasa.

1 tahun kemudian
Umurku sekarang lima tahun seharusnya aku naik TK besar. Namun aku terlalu pintar *hehe sombong dikit gapapa ya* aku langsung naik ke SD (sekolah dasar). Disini tahap yang paling aku suka. Aku tidak menceritakan awal aku masuk aku hanya ingat ketika aku sudah kelas lima SD. Pada saat itu ada pergantian guru, dan mamaku yang memasukkan seorang guru kesana. Ternyata guru itu adalah anak muridnya mamaku dulu dan sekarang menjadi guruku. Setelah adanya guru itu aku menjadi seorang yang dihormati seperti seorang anak guru. Tau lah ya kalian anak guru waktu SD tuh sangat di manja manjain. Nah itu yang aku suka ,karena aku bisa bebas masuk keruang guru. Tidak perlu mengeluarkan uang untuk beli minum. Sampai-sampai aku menjadi ketua kelas bangga banget dulu jadi ketua kelas. Waktu kelas lima juga aku penah membacakan puisi tentang nabi pada saat Maulid. Waktu pemilihannya
Pak guru: tari kamu saja y abaca puisi kan mamamu pintar buat puisi
Aku : tidak pak , tidak mau
Pak guru: bapak kasih waktu 2 hari untuk memikirkannya ya setelah itu latihan
Sedikit memaksa memang guru itu,tetapi akhirnya aku menerimanya. Dan aku mulai latihan dan pentas. Sedikit gugup karena pertama kalinya pentas dihadapan orang banyak. Semua berjalan dengan semestinya. Hanya ini yang bisa aku ingat selebihnya hanya sepotong cerita.

Jumat, 05 Juni 2020

CERPEN : PROLOG KISAHKU


“AKU DAN KISAH HIDUPKU”
Kehidupan yang berawal dari sebuah kisah manis
 Dan berakhir untuk membuat kenangan manis

Ini hanya sebuah prolog dari cerita yang akan kuceritakan nantinya.
Namaku Mentari biasa dipanggil “Tari”. Aku lahir kamis, 14 Desember 2000 di rumah sakit lah masa di jalan hehe.. Aku lahir di sebuah keluarga kecil yang sangat Bahagia. Aku anak kedua dan terakhir, aku punya seorang kakak cowo yang sangat sayang padaku. Aku seorang anak yang periang, bawel, suka teriak-teriak, dan menggemaskan. Aku disini akan bercerita semua yang kuingat pada masa kecilku karena tidak banyak yang ku ingat dari masa kecilku. Yang kata mama masa kecilku sangat meyenangkan ,karena menyenangkan itu aku tidak bisa mengingat apa yang terjadi. Ooo iya aku ini banyak orang bilang anak yang pendiam dan penurut lohh.. itu buat mereka yang belum mengenalku… kalian bisa tanya sama orang yang sudah kenal aku lama aku aku tetap pendiam dan penurut. Atau aku akan lebih dari itu hehe..
Banyak orang mengira aku adalah seorang putri kecil yang dimanjakan. Sebenarnya aku ini adalah anak yang tidak dimanjakan. Bahkan aku waktu kecil nggak pernah beli mainan ,aku kalau mainan ya mainan kakakku. Kakakku cowo dan mainannya mobil-mobilan,robot-robotan,dinosaurus ya pokoknya mainan cowo. Jadinya aku ini tomboy dari kecil sampai sekarang. Mungkin buat kalian anak kedua atau anak terkahir perempuan akan disayang dan dimanja ,tapi itu tidak terjadi dikeluargaku. Aku ini anak perempuan yang mandiri. Kalau aku ingin sesuatu biasanya aku berusaha deketin mamaku dulu ,nanti lama-lama mamaku nanya “hayo mau minta apa?” dan nanti aku bilang , tapi  itu belum tentu juga di kasih. Aku sebenarnya nggak pernah maksain atau minta mainan apapun itu Cuma kadang Namanya anak kecil ya iri an sama kakak. Karna kakakku itu kalau mau apa-apa nih missal sekarang ngomong besok langsung dibeliin,itu kenapa aku kadang iri dan pengen juga digituin.
Mungkin cerita selanjutnya jua akan seperti ini tidak ada dialog kecuali nanti cerita pas dimulai merantau sampe kuliah pasti akan banyak dialog. Karna jujur aja aku tidak banyak mengingat masa kecilku dan aku akan cerita seingatku saja dan cerita yang mamaku pernah ceritakan ke aku soal masa kecilku. Banyak sekali kejadian-kejadian yang seharusnya aku ingat tapi aku tidak bisa mengingatnya. Aku pun ngga tau kenapa kejadian yang aku ingat hanya kejadian menyakitkan saja, seperti jatuh dari motor,tangan kena knalpot motor, ngedorong temen TK gara-gara rebutan mainan,dan banyak lagi.

Rabu, 03 Juni 2020

BERAWAL DARI MATA-BERAKHIR TANPA KATA


BERAWAL DARI MATA-BERAKHIR TANPA KATA


Berawal dari tatap mata
Tak pernah berkenalan antar sesama
Mengulik sedikit kisah tentangnya
Yang membuat semua terasa berbeda
Satu nama yang kudapatkan secara tak sengaja
Bukan dari sebuah perkenalan biasa
Namun itu yang membuatku sadar arti sebuah ketidaksengaja
Bukan orangnya yang membuatku seperti cinderella
Namun sikapnya yang membuatku mengenal rasa
Seorang yang ku kenal secara tidak sengaja
Membuatku jatuh kedasar Samudra
Beruntung aku bisa merasakannya semua
Hari demi hari ku lewati Bersama
Tawa dan senyuman selalu terlintas setiap bersamanya
Entah apa yang kurasa
Aku nyaman kepadanya
Sampai suatu ketika angin merusak segalanya
Semua yang terasa indah ketika mengenalnya kini hilang diterpa
Tak ada lagi tawa dan senyuman menyapa
Kini hanya tinggal kata kata
Tanpa tau perginya kemana
               






~Mentari_senja14~

Senin, 01 Juni 2020

SIKAPMU YANG TAK MENENTU


SIKAPMU YANG TAK MENENTU

Aku tak tau apa yang harus kukatakan
Aku tak tau apa yang harus kulakukan
Caramu memperjuangkan
Sama seperti caramu melepaskan

                Sudah banyak yang kulakukan untukmu
                Sudah banyak waktu yang berlalu
                Tapi sikapmu tak menentu
                Memberi banyak pertanyaan untukku

Haruskah aku memperjuangkanmu?
Atau haruskah aku melepasmu?
Jawabannya ada pada dirimu
Cobalah mengerti perasaanku

                Aku menunggumu sepanjang waktu
                Walau kau menghilang tanpa ku tau
                Dan kini kau hadir seolah memberi harapan
                Namun kadang kala kau juga yang menjatuhkan









~Mentari_senja14~

Minggu, 31 Mei 2020

HIDUP BUATKU CANDU


HIDUP BUATKU CANDU


Hidup yang membuatku candu
Candu yang mengarahkan untuk rindu
Hidup yang kadang tak menentu
Membuatku diam terbelenggu

                Ada satu yang membuatku takjub akan dunia ini
                Ketika semua berjalan beriringan sambil tertawa lepas
                Tanpa memperdulikan sekitar
                Tanpa melihat kekurangan dari segi apapun

Ketika semua sudah merasa menjadi terbaik
Tanpa menyingkirkan orang lain
Ketika semua orang mulai menggenggam mimpinya
Tanpa masalah dan tanpa kesedihan

                Aku melihat langit yang kini mulai cerah
                Tak lagi tertutup awan gelap dan tak lagi hujan
                Semua kini terasa indah seperti pelangi yang muncul setelah hujan
                Semua menjadi berwarna tanpa ada lagi corak hitam didalamnya

Kini kita harus jalani
Merajut kisah yang tak pasti
Melangkah tanpa henti
Membuat angan dan bermimpi








~Mentari_senja14~